Dosen TF Raih Runner Up Falling Walls Lab Indonesia

Salah satu dosen Teknik Fisika yaitu Dr.Eng. Amaliyah Rohsari Indah Utami, S.T., M.Si. menjadi perwakilan dosen dari Telkom University yang terpilih untuk menjadi finalis dan menorehkan prestasi di bidang inovasi sebagai Runner up Falling Walls Lab Indonesia, yang di selenggarakan oleh DAAD Jerman di Jakarta pada tanggal 01 September 2022.

Kompetensi yang bergengsi tersebut diikuti oleh 75 finalis perwakilan dari berbagai negara yang sebelumnya telah submit ide dan inovasi, kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan maksimal 200 karakter. Informasi mengenai adanya kompetisi tersebut didapatkan Bu Ama dari rekan sesama dosen saat beliau berbincang. Hal tersebut tentu menjadi motivasi yang kuat bagi beliau karena ingin menjalin kerjasama dengan universitas atau bidang riset di Jerman. Persiapan yang Bu Ama lakukan sebelum kompetisi yaitu dengan mempersiapkan dengan baik presentasi dalam bahasa inggris yang hanya diberi waktu oleh panitia peyelenggara selama 150 menit dengan tiga slide yang diprentasikan dihadapan para pengusaha.

 Topik inovasi yang dipresentasikan ole Bu Ama dalam kompetisi tersebut berjudul Breaking the Wall of in Effisient Waste Pre Treatment dengan alat yang dibuat oleh beliau bernama Bio Reaktor Hibrida yang didanai oleh Dikti. Pembuatan alat ini dilatarbelakangi oleh hasil limbah organik di Indonesia yang menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara menurut United Nation Environment Program, masyarakat Indonesia banyak yang belum bisa mengelola limbah organik, seperti membakar sampah yang justru dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan. “Oleh karena itu, kita membutuhkan solusi agar limbah organik  tersebut dapat terurai lebih cepat,” ungkap Ibu Ama.

Bio Reaktor Hibrida ini bertujuan untuk mengelola limbah organik sehingga dapat membantu mempercepat waktu penguraian limbah organik secara alami yang  terurai dalam 30 hari menjadi 25 hari. Serta dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik untuk mendukung pertumbuhan tanaman, seperti cabai, terong, dan tomat.

Cara kerja Bio Reaktor Hibrida ini yaitu dengan kombinasi antara reaksi aerobik dan anaeorobik. Dengan cara memasukan limbah organik menggunakan corong, lalu ditutup dan menghasilkan gas metana yang dapat diukur dan dikontrol. Setelah 25 hari menghasilkan limbah solid nano kompos dan liquid atau air lindi. Hasil penelitian penggunaan nano kompos dan liquid yang diaplikasikan ke tanaman cabe, terong, dan tomat menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penggunakan pupuk kimia.

Pengalaman menarik yang didapatkan oleh Bu Ama selama mengikuti kompitisi tersebut, diantara nya yaitu mendapatkan kolaborasi penelitian beliau yang diinisiasi oleh Fakultas serta meningkatkan relasi sesama finalis dan panitia peyelenggara. Harapan Ibu Ama kedepan setelah mendapat predikat yang membanggakan tersebut yaitu beliau berharap agar nanti nya ada dosen maupun mahasiswa Telkom University yang ikut berkontribusi dalam kompetisi di bidang penelitian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *